1. Ratu Victoria dari United Kingdom,1819-1901
Dalam catatan sejarah Ratu Victoria menduduki urutan pertama wanita
paling berpengaruh dalam sejarah. Dia digambarkan sebagai wanita
bertangan besi, yang memiliki pengaruh luar biasa, bukan hanya terbatas
pada kerajaannya tapi juga dia memimpin kolonialisme Inggris di seluruh
dunia sehingga Inggris menjadi Inggris Raya dengan daerah jajahan yang
terbanyak di dunia pada abad ke 19.
2. Catherine II of Russia, 1729-1796
Catherine II, juga dikenal sebagai ‘Catherine the Great’. Ia memerintah
Rusia yang secara geografi merupakan negara terluas di dunia. Catherine
II dikenang sebagai sosok yang memberi pembaruan pada kekaisaran Rusia.
Ia memerintah selama 34 tahun, mulai tahun 1762 hingga wafat tahun 1796.
Ia menikah dengan Peter III, pemegang tahta Rusia. Sayang,
perkawinannya ini tidak membahagiakannya. Tradisi Rusia yang kolot,
serta suami yang arogan dan semena-mena membuanya resah. Meski wanita,
Catherine tidak tinggal diam. Dia pun berkonspirasi dan melakukan kudeta
untuk menumbangkan kekuasaan suaminya. Kudeta wanita ambisius ini
berhasil, dan dia pun naik tahta sekaligus mendeklarasikan Kekaisaran
Rusia.
3. Empress Dowager Cixi, 1835-1908
Cixi mungkin adalah wanita paling berpengaruh di Cina sejak Ratu Wu
Zetian abad ke 7 Dinasti Zhou. Pada kenyataannya, pengaruh Cixi
melampaui pendahulunya Zetian. Dia digambarkan sebagai wanita penuh
ambisi dan pemimpin yang konservatif. Ia juga sangat menentang pengaruh
asing. Ia adalah istri dari Kaisar Xianfeng. Namun setelah suaminya
meninggal, ia ‘mengambil alih kekuasaan’ sekalipun resminya kekuasaan
ada di tangan anaknya Kaisar Tongzhi, demikian pula pada keponakannya,
Guangxu. Kekuasaannya dimulai tahun 1861 sampai ia wafat 1908.
4. Elizabeth I of England, 1533-1603
Sungguh pun ratu yang lalu seperti Empress Matilda, Lady Jane Grey, dan
Mary I, telah memerintah Inggris, namun harus diakui kalau Ratu
Elizabeth I adalah ratu yang memiliki pengaruh paling besar dan paling
berhasil sepanjang kekuasaannya. Ia tidak pernah menikah, sehingga ia
dijuluki “Virgin Queen”. Ia dikenang sebagai ratu yang membawa pembaruan
pada Inggris. Dia juga diingat karena mengalahkan Armada Spanyol dan
mendirikan Protestantism di Inggris, mengganti Roma Katolik. Elizabeth
adalah anak perempuan King Henry VIII dari istri keduanya, Anne Boleyn.
Dia berkuasa dari 1558 sampai kematiannya di 1603. Dia adalah raja
Dinasti Tudor yang terakhir yang dikenang sebagai “Era Elizabeth”.
5. Isabella I of Castile, 1451-1504
Isabella I adalah salah satu wanita yang penuh kontroversi dan paling
berpengaruh dalam sejarah keratuan Spanyol. Hal yang paling diingat
adalah ia mensponsori Christopher Columbus melakukan penjelajahan ke
bumi barat, Spanyol menganeksasi kerajaan-kejarajaan kecil lain di
sekitarnya dan mempersatukannya menjadi bangsa Spanyol. Isabela memang
bukan pemimpin utama pada masa itu karena posisinya hanya sebagai istri
dari Ferdinand of Aragón. Meskipun ‘penguasa nomor 2′ namun pengaruhnya
sungguh luar biasa. Ia berkuasa adari 1474 hingga wafat 1504. Seperti
suaminya, Isabella I digambarkan sebagai seorang katolik yang taat.
Walaupun faktanya selama berabad-abad, di Spanyol pun hidup yahudi, juga
muslim. Tapi Isabella I dan Ferdinand, suaminya, merasa berkewajiban
membuat Katolik Roma sebagai agama yang dominan di Spanyol. Tahun 1478,
Isabella dan Ferdinand menginisiasikan Spanish Inquisition. Orang-orang
yang memiliki keyakinan berbeda disiksa dan dibunuh. Kalaupun tidak
dibunuh, mereka diusir dari Spanyol. Karena ketakutan dan menghindari
penganiayaan, ribuan orang yahudi juga muslim, terpaksa bersedia
dibaptis menjadi Katolik. Ditaksir, sebanyak 2.000 orang Yahudi
tersiksa, dibunuh, atau dipaksa untuk meninggalkan negara selama
Inquisition. Sekitar 40.000 orang Yahudi diperkirakan memilih
dibaptiskan untuk menghindari pengusiran atau penganiayaan. Demikian
juga penduduk Muslim di Spanyol, tak luput dari sasaran penyiksaan.
Saking ‘hebatnya’ Isabella dalam ‘membela’ agama Katolik Roma, hingga ia
dikenal dalam Gereja Katolik sebagai “Servant of God Isabella”, itu
merupakan tahapan pertama menjadi Orang Suci.
6. Empress Wu Zetian, 625 AD-705 AD
AD Ratu Wu Zetian merupakan salah satu ratu yang paling berpengaruh
dalam sejarah Cina. Ia hidup pada masa Dinasti Tan. Ia berasal dari
keluarga kaya dan berpendidikan sangat bagus. Ketika usia 13 tahun dia
dikirim ke Kaisar Taizong untuk menjadi salah satu gundik. Namun ketika
Kaisar Taizong wafat 649 AD, digantikan Kaisar Gaozong, Zetian dikirim
menjadi pendeta Buddha. Ratu Wang, istri Gaozong, ikut ‘bermain’ dalam
intrik dalam kerajaan ‘melawan’ gundik favorit kaisasr, Xiao. Untuk
mengalihkan perhatian Kaisar dari gundiknya, Xiao, ia membawa kembali
Zetian yang telah menjadi pendeta Buddha, dan menempatkannya menjadi
salah satu gundik Kaisar. Upaya ratu berhasil, Wu Zetian pun menjadi
gundik favorit kaisar. Dan kini ‘perang pengaruh’ terjadi antara tiga
wanita itu, Ratu Wang, gundik Xiao dan Wu Zetian. Tapi agaknya pengaruh
Zetian lebih besar, akhirnya Ratu Wang dan Xiao bersatu untuk
menghentikan pengaruh Zetian. Namun upaya tersebut sepertinya telambat,
karena Zetian keburu hamil dan melahirkan anak perempuan untuk kaisar.
Sayangnya, anak itu tak lama kemudian meninggal. Kaisar menuduh
istrinya, Ratu Wang, telah membunuh anak tersebut. Walhasil, posisi Ratu
pun diberikan pada Wu Zetian, mengantikan Wang. Tahun 655 AD, gundik
Xiao, dan mantan ratu Wang, dieksekusi mati atas permintaan RatuWu
Zetian. Tuduhannya, mereka melakukan praktek sihir. Setelah itu,
kekuasaan Ratu Wu Zetian menjadi tak terbendung lagi. Ia pun naik tahta
setelah suaminya meninggal 683 AD. Ia merupakan satu satunya wanita
dalam sejarah Cina yang berkuasa sebagai kaisar. Ia bukan saja
menobatkan dirinya sebagai Kaisar Cina tapi juga mengganti Dinasti Tang
menjadi Dinasti Zhou. Ia berjasa menyebarkan agama Buddha di Cina bahkan
menjadikannya agama resmi mengantikan Taoism. Ia juga menurunkan pajak
dan meningkatkan produksi pertanian. Ia termasuk kaisar yang sukses dan
meninggal apada usia 80 tahun.
7. Empress Theodora, 500 AD- 548 AD
Theodora adalah salah satu wanita paling berpengaruh pada abad
pertengahan. Ia istri Kaisar Justinian, penguasa imperium byzantium.
Sebelum menjadi istri Kaisar Justinian I, ia adalah seorang aktris dan
menjadi simpanan para bangsawan. Kemudian dia bertobat dan meninggalkan
gaya hidupnya. Meskipun hy ratu, namun dia boleh dibilang lebih tangguh
daripada suaminya. Ketika pecah pemberontakan di Nika, Constantinople,
karena korupsi, pajak tinggi, justru Theodora lah yang menahan kaisar
agar tidak melarikan diri. Justru ia mengatur strategi sehingga
pemberontakan berhasil dipadamkan. Berkat Theodora pula pembangunan
Contantinople digalakkan dan menjadi kota tercanggih masa itu. “Hagia
Sophia” yang dibangun antara 532 M. dan 537 M. Dianggap sebagai salah
satu contoh arsitektur Byzantine yang paling luar biasa. Theodora juga
menjadikan tegaknya hak-hak kaum perempuan. Ia juga membuat
undang-undang yang melarang pelacuran paksa dan penutupan rumah bordil.
Theodora tampil sebagai ‘pendekar pembela hak para perempuan’. Lewat
undang-undang ia memberi wanita kepemilikan harta gono-gini lebih banyak
saat bercerai, memberi hak asuh anak, serta meberi hukuman mati pada
pemerkosa serta melarang pembunuhan seorang istri yang melakukan
perzinaan. Sungguh luar biasa!!! Kehidupan ‘kaum wanita’ seolah dijamin
keamanannya selama Theodora berkuasa. Ia meninggal karena kanker pada 28
Juni, 548.
8. Maria Theresa of Austria, 1717-178
Maria Theresa menggantikan bapaknya, Emperor Holy Roman Charles VI,
sebagai kaisar wanita Hapsburg yang menguasai negeri Eropa tengah pada
1740. Dia menjadikan anak lelakinya, Joseph II, sebagai ko-bupati pada
1765 sesudah kematian suaminya.
Pada tahun yang sama Fredrick II Brandenburg-Prussia, menyerbu Hapsburg.
Fredrick II tidak mengakuo Maria Theresa sebagai ahli waris yang berhak
atas tahta. Fredrick II minta dukungan dari bangsa lain seperti,
Bavaria, Saxony, Perancis, dan Spanyol. Namun Maria Theresa membalas
dengan mengerahkan persenjataan Hongaria. Perang tersebut berakhir 1748,
lahirlah perjanjian Aix-la-Chapelle. Maria Theresa melakukan perbaikan
ekonomi dan politik serta meningkatkan jumlah tentara menjadi 200
persen. Menaikkan pajak untuk menambah penghasilan pemerintah juga
militer. Ia membuat terobosan yang dikenal sebagai Revolusi Diplomatik
pada 1756, dimana ia membentuk persekutuan dengan Prancis, yang dulu
musuhnya, dan menggabungkan persekutuan Prussia dengan Inggris Raya.
Perbaikan-perbaikan yang dibuatnya, berhasil memperkuat ekonomi
negaranya. Bukan hanya ekonomi dan politik ditatanya, tapi dia juga
memperhatikan masalah pendidikan. Ia mendirikan Academy of Science dan
Kesusasteraan di Brusel dan mendukung penelitian kedokteran serta
menuntut Universitas Wina diberi uang untuk mendirikan fakultas
kedokteran yang lebih efisien. Di bagian lain, Maria Theresa juga
melakukan perbaikan pada hak-hak sipil, melarang pembakaran dan
penyiksaan tukang sihir, menghapus hukuman mati serta menetapkan wajib
belajar.
9. Hatshepsut, 1508 BC-1458 BC
Hatshepsut adalah salah satu wanita paling berpengaruh pada sebelum
masehi. Dia adalah yang kelima pharaoh Dinasti ke-18 Mesir Kuno dan dia
berkuasa lebih panjang daripada wanita lain yang mana pun dalam sejarah
Mesir. Hatshepsut dinikahi saudara tirinya yang sakit-sakitan, Thutmose
II. Thutmose II meninggal dan Hatshepsut terus berkuasa sendiri sampai
kematiannya pada 1458 BC. Ia digambarkan sebagai penguasa Mesir kuno
yang berhasil membangun negaranya. Ia juga sukses di bidang militer.
10. Eleanor of Aquitaine, 1122-1204
Salah satu wanita paling kaya dan berpengaruh di Eropa yang mewarisi
Duchy Aquitaine dan Poitierssetelah kematian ayahnya. Ketika itu ia baru
15 tahun. Ia terpaksa mandiri di usianya yang masih belia dan mendapat
gelar Putri Aquitaine dan Countess Poitiers. Aquitaine adalah provinsi
Perancis yang paling besar dan paling kaya selama abad ke-12. Tidak
seperti banyak raja dan wanita lain, Eleanor dan keluarganya memiliki
pendidikan yang sangat baik. Itu juga sebabnya Eleanor mengubah
Aquitaine menjadi pusat intelektual dan kebudayaan yang paling besar di
Eropa Barat pada masa itu. Eleanor menikah dengan Louis VII of France,
1137. Ia menjadi tokoh dalam memperkembangkan perjanjian dagang di
antara Eropa Barat, Constantinople, dan Tanah Suci. Akibatnya,
pernikahanya dengan Louis dibatalkan 1152. Namun 1154, Eleanor menikah
dengan Henry II of England. Pada tahun 1170, Thomas Becket, Uskup Agung
Canterbury, dibunuh karena melawan King Henry II. Eleanor dan yang lain
menentang pembunuhan itu. Akibatnya pecah pemberontakan 1173-1174.
Eleanor dan anak lelakinya mendukung pemberontakan melawan Henry.
Pemberontakan gagal, Eleanor dipenjarakan selama enam belas tahun.
Selasa, 13 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar