Ilmu
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari proses pencatatan, penyusunan
serta pengolahan data. Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di
mana tradisi menghitung merupakan landasan utama dalam
membangun peradaban. Semenjak peradaban Yunani ilmu hitung sudah
diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses pengambilan
keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof Yunani seperti
Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan langsung
terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan
demokrasi langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh
masyarakat dalam pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar
alat pembenar.Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa
imperium Romawi. Angkaangka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani
dikembangkan dengan simbol Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis,
dalam batas tertentu memberikan pengaruh yang luas bagi perkembangan
ilmu hitung. Angka Romawi mampu memberikan lambang terhadap angka dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan angka Yunani.
Puncak
peradaban ilmu hitung menjadi semakin cepat manakala tradisi Arab
mengenalkan simbol angka yang sederhana dan fleksibel. Angka Arab mampu
menyederhanakan simbol menjadi simbol yang mudah dimengerti dan dapat
digunakan secara berulang secara mudah. Misal, untuk mengungkapkan angka
100, maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang
sudah dipakai sebelumnya, demikian pula kalau harus menyebut angka 1
trilyun, angka yang dipakai tetap 1 dan 0, tinggal memperbanyak 0-nya
saja. Sangat berbeda dengan angka Romawi, setiap perubahan persepuluhan
harus dikenalkan simbol baru, yang kemudian tidak dijadikan basis
pembuatan angka secara konsisten.
Puncak
peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat pesat, tatkala
tradisi Arab memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini seakan telah
menjadi angka mu’jizat dalam sejarah peradaban ilmu hitung, sebab
dengan ditemukannya angka 0, maka akan mempersingkat penulisan-penulisan
yang berbasis ribuan sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis
simbol satu trilyun jika menggunakan simbol
Romawi.
Inilah salah satu sumbangan tradisi Islam dan Arab yang sering
dilupakan oleh orang. Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan
terapkan ilmu hitung sebagai ilmu murni juga mengalami perkembangan
seiring dengan semakin berkembang ilmu hitung. Statistik yang lebih
menekankan pada tradisi mencatat dan menyusun,
memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang dalam konteks untuk
mempergunakan hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola. Pola
ini menjadi sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan
pada pergerakan peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga
berarti jumlah data juga sangat kompleks, hampir setiap detik terdapat
peristiwa yang lahir, dan harus didokumentasi. Semakin
tersebarnya data, menjadikan banyak fihak perlu mendapatkan data yang
sahih, namun mudah dimengerti dan memiliki akurasi yang baik dalam
dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya
ilmu yang bisa menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Dalam
konteks politik, pola merupakan sebagai gejala sosial yang harus
ditangkap secara jelas, bahkan kalau tak mampu membuat dan membaca pola,
maka akan berhubungan dengan tingkat pengambilan keputusan yang tidak
akurat. Politik yang tidak bisa memisahkan diri dari gejala pengambilan
keputusan, mengharuskan untuk mengadop tradisi statistik ini. Keharusan
untuk mengambil keputusan secara cepat juga telah menuntut para
pengambil keputusan mulai belajar statistik secara lebih seksama. Dengan
belajar statitik diharapkan akan mampu memberikan bimbingan pengambilan
keputusan yang memiliki akurasi yang tinggi. Sehingga tidaklah
mengherankan bahwa pada stadium tertentu, ilmu statitistik merupakan
ilmu untuk menjawab bentuk-bentuk probabilitas dalam masyarakat. Dalam
kondisi inilah ilmu statistik banyak dipergunakan oleh para pialang
pasar untuk melihat fluktuasi harga, dan banyak juga para spekulan
memprediksi sesuatu dengan pijakan ilmu statistik. Bahkan yang lebih
tragis ilmu statistik pernah menjadi ilmu alat utama bagi kalangan
penjudi, guna menemukan kecenderungan peluang yang akan muncul.
Sejarah
ilmu statistik menunjukkan bahwa tradisi berfikir disiplin ini banyak
dipergunakan para ilmuwan eksak untuk mengembangkan teori-teori baru.
Hal ini tidak bisa dilepaskan kepada kemampuan ilmu statistik yang
memberikan penjelasan yang memuaskan dalam proses pengukuran baik di
sisi metode, kesederhanaan maupun kekonsistenannya.
Sumbangan ilmu statistik dalam bidang ilmu sosial belumlah menunjukkan
angka yang berarti sampai abad ke 18. Baru setelah sistem ekonomi
berbasis uang menjadi peradaban manusia peran ilmu statistik menjadi
sangat penting.
Dalam
hal ini, ilmu ekonomi banyak mengadopsi ilmu statistik untuk
menjelaskan keseimbangan harga, fluktuasi mata uang bahkan bisa
dipergunakan dalam studi perilaku konsumen dan pasar secara luas. Bidang
ilmu perbankan merupakan bidang ilmu ekonomi yang juga banyak mengambil
metode dari ilmu statistik. Perkembangan ilmu statistik mengalami
percepatan yang sangat cepat, dalam dimensi penelitian, baik dalam
bidang kajian ilmu eksakta maupun dalam bidang ilmu sosial. Dengan
dipergunakannya statistik dalam riset, memungkinkan proses membangun
suatu teori menjadi relatif mudah, sederhana dan memuaskan.
Pentingnya
statistik dalam dunia modern, mengharuskan setiap unit produksi,
manajemen pemerintahan, pasar dan organisasi memiliki pusat statistik
sebagai pusat perencanaan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
ketersediaan data yang sudah diolah akan memungkinkan untuk membuat
keputusan menjadi lebih baik. Namun di tengah kekaguman orang pada
statistik, tidak sedikit pula yang meragukan analisis statistik, apalagi
dalam bidang kajian ilmu sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Kelompok ini memandang statisti terlalu menggeneralisir sehingga
terjadi simplifikasi terhadap dana. Proses ini akan membuat data yang
diambil menjadi bias. Fakta sosial yang relatif dinamis, juga dianggap
akan teramat sulit untuk dijadikan dana yang berbasis numeric. Bahkan
dalam batas tertentu statistik, dituduh sebagai ilmu yang bisa
dipergunakan untuk berbohong, dan melakukan manipulasi dengan aroma yang
ilmiah.
Durel Huff dalam buku How to Lie With Statistic menyatakan
bahwa dalam batas tertentu statistik merupakan suatu alat yang mudah
dimanipuilasi oleh fihak yang memiliki kepentingan tertentu. Salah satu
kekuatan statistik yang bisa dipergunakan secara tidak bertanggung
terletak pada kelebihan tehnologi statistik sendiri yakni kemampuan
untuk menampilkan informasi yang sederhana dari sebuah gejala yang
kompleks. Bahkan data olahan statistik yang sebenarnya bukan diolah
untuk kepentingan tertentu, bisa dipergunakan oleh fihak lain sebagai
pembenar tindakannya.
Misal
yang dicontoh Huff, jika suatu lembaga penelitian yang melakukan uji
klinis terhadap beberapa produk yang hanya digunakan untuk keperluan
penelitian dengan menggunakan sampel yang terbatas, jika hasil
penelitian ini sampai ke tangan produsen bisa dimanipulasi sebagai
sarana strategi pemasaran yang berdasarkan kepentingan yang berbeda.
Fenomena data agregat juga selama ini disalahkan gunakan bahkan
cenderung dipergunakan untuk pembuat kebijakan publik, bahwa kebijakan
yang sudah dirilis mendapatkan respon masyarakat yang luas. Misal selama
ini pemerintah cenderung membuat angka yang optimistik tentang angka
pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5%. Angka ini kemudian digeneralisasi bahwa
pertumbuhan ekonomi sudah mencapai pertumbuhan yang tinggi, bahkan ini
digunakan sebagai dasar pembenar untuk menolak model pembangunan ekonomi
seperti pertumbuhan dengan alasan tidak bisa membuat pertumbuhan sampai
5%.
Dalam
batas tertentu pula, lembaga non pemerintahan juga mempergunakan angka
statistik yang sifatnya agregat untuk mengkritik kinerja birokrasi.
Misal terdapat suatu fakta bahwa dalam setahun terdapat kasus kecelakaan
kereta api mencapai 100 kali. Dengan mengasumsikan bahwa
dalam setahun terdapat 364 hari maka bisa ditarik ratarata bahwa dalam
3,5 hari akan terjadi kecelakaan kereta api. Apakah seperti itu
penarikan kesimpulan ? Memang tidak, tapi angka statistik memang rentan dipergunakan untuk kepentingan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar