Sabtu, 15 Desember 2012

Sejarah Ilmu Statistik

Ilmu Statistik merupakan ilmu yang mempelajari proses pencatatan, penyusunan serta pengolahan data. Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana tradisi menghitung merupakan landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak peradaban Yunani ilmu hitung sudah diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam proses pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof Yunani seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan langsung terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar.Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa imperium Romawi. Angkaangka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani dikembangkan dengan simbol Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis, dalam batas tertentu memberikan pengaruh yang luas bagi perkembangan ilmu hitung. Angka Romawi mampu memberikan lambang terhadap angka dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan angka Yunani.


Puncak peradaban ilmu hitung menjadi semakin cepat manakala tradisi Arab mengenalkan simbol angka yang sederhana dan fleksibel. Angka Arab mampu menyederhanakan simbol menjadi simbol yang mudah dimengerti dan dapat digunakan secara berulang secara mudah. Misal, untuk mengungkapkan angka 100, maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang sudah dipakai sebelumnya, demikian pula kalau harus menyebut angka 1 trilyun, angka yang dipakai tetap 1 dan 0, tinggal memperbanyak 0-nya saja. Sangat berbeda dengan angka Romawi, setiap perubahan persepuluhan harus dikenalkan simbol baru, yang kemudian tidak dijadikan basis pembuatan angka secara konsisten.
Puncak peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat pesat, tatkala tradisi Arab memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini seakan telah menjadi angka mu’jizat dalam sejarah peradaban ilmu hitung, sebab dengan ditemukannya angka 0, maka akan mempersingkat penulisan-penulisan yang berbasis ribuan sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis simbol satu trilyun jika menggunakan simbol
Romawi. Inilah salah satu sumbangan tradisi Islam dan Arab yang sering dilupakan oleh orang. Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan terapkan ilmu hitung sebagai ilmu murni juga mengalami perkembangan seiring dengan semakin berkembang ilmu hitung. Statistik yang lebih menekankan pada tradisi mencatat dan menyusun, memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang dalam konteks untuk mempergunakan hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola. Pola ini menjadi sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan pada pergerakan peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga berarti jumlah data juga sangat kompleks, hampir setiap detik terdapat peristiwa yang lahir, dan harus didokumentasi. Semakin tersebarnya data, menjadikan banyak fihak perlu mendapatkan data yang sahih, namun mudah dimengerti dan memiliki akurasi yang baik dalam dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya
ilmu yang bisa menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Dalam konteks politik, pola merupakan sebagai gejala sosial yang harus ditangkap secara jelas, bahkan kalau tak mampu membuat dan membaca pola, maka akan berhubungan dengan tingkat pengambilan keputusan yang tidak akurat. Politik yang tidak bisa memisahkan diri dari gejala pengambilan keputusan, mengharuskan untuk mengadop tradisi statistik ini. Keharusan untuk mengambil keputusan secara cepat juga telah menuntut para pengambil keputusan mulai belajar statistik secara lebih seksama. Dengan belajar statitik diharapkan akan mampu memberikan bimbingan pengambilan keputusan yang memiliki akurasi yang tinggi. Sehingga tidaklah mengherankan bahwa pada stadium tertentu, ilmu statitistik merupakan ilmu untuk menjawab bentuk-bentuk probabilitas dalam masyarakat. Dalam kondisi inilah ilmu statistik banyak dipergunakan oleh para pialang pasar untuk melihat fluktuasi harga, dan banyak juga para spekulan memprediksi sesuatu dengan pijakan ilmu statistik. Bahkan yang lebih tragis ilmu statistik pernah menjadi ilmu alat utama bagi kalangan penjudi, guna menemukan kecenderungan peluang yang akan muncul.
Sejarah ilmu statistik menunjukkan bahwa tradisi berfikir disiplin ini banyak dipergunakan para ilmuwan eksak untuk mengembangkan teori-teori baru. Hal ini tidak bisa dilepaskan kepada kemampuan ilmu statistik yang memberikan penjelasan yang memuaskan dalam proses pengukuran baik di sisi metode, kesederhanaan maupun kekonsistenannya. Sumbangan ilmu statistik dalam bidang ilmu sosial belumlah menunjukkan angka yang berarti sampai abad ke 18. Baru setelah sistem ekonomi berbasis uang menjadi peradaban manusia peran ilmu statistik menjadi sangat penting.
Dalam hal ini, ilmu ekonomi banyak mengadopsi ilmu statistik untuk menjelaskan keseimbangan harga, fluktuasi mata uang bahkan bisa dipergunakan dalam studi perilaku konsumen dan pasar secara luas. Bidang ilmu perbankan merupakan bidang ilmu ekonomi yang juga banyak mengambil metode dari ilmu statistik. Perkembangan ilmu statistik mengalami percepatan yang sangat cepat, dalam dimensi penelitian, baik dalam bidang kajian ilmu eksakta maupun dalam bidang ilmu sosial. Dengan dipergunakannya statistik dalam riset, memungkinkan proses membangun suatu teori menjadi relatif mudah, sederhana dan memuaskan.
Pentingnya statistik dalam dunia modern, mengharuskan setiap unit produksi, manajemen pemerintahan, pasar dan organisasi memiliki pusat statistik sebagai pusat perencanaan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan ketersediaan data yang sudah diolah akan memungkinkan untuk membuat keputusan menjadi lebih baik. Namun di tengah kekaguman orang pada statistik, tidak sedikit pula yang meragukan analisis statistik, apalagi dalam bidang kajian ilmu sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif. Kelompok ini memandang statisti terlalu menggeneralisir sehingga terjadi simplifikasi terhadap dana. Proses ini akan membuat data yang diambil menjadi bias. Fakta sosial yang relatif dinamis, juga dianggap akan teramat sulit untuk dijadikan dana yang berbasis numeric. Bahkan dalam batas tertentu statistik, dituduh sebagai ilmu yang bisa dipergunakan untuk berbohong, dan melakukan manipulasi dengan aroma yang ilmiah.
Durel Huff dalam buku How to Lie With Statistic menyatakan bahwa dalam batas tertentu statistik merupakan suatu alat yang mudah dimanipuilasi oleh fihak yang memiliki kepentingan tertentu. Salah satu kekuatan statistik yang bisa dipergunakan secara tidak bertanggung terletak pada kelebihan tehnologi statistik sendiri yakni kemampuan untuk menampilkan informasi yang sederhana dari sebuah gejala yang kompleks. Bahkan data olahan statistik yang sebenarnya bukan diolah untuk kepentingan tertentu, bisa dipergunakan oleh fihak lain sebagai pembenar tindakannya.
Misal yang dicontoh Huff, jika suatu lembaga penelitian yang melakukan uji klinis terhadap beberapa produk yang hanya digunakan untuk keperluan penelitian dengan menggunakan sampel yang terbatas, jika hasil penelitian ini sampai ke tangan produsen bisa dimanipulasi sebagai sarana strategi pemasaran yang berdasarkan kepentingan yang berbeda. Fenomena data agregat juga selama ini disalahkan gunakan bahkan cenderung dipergunakan untuk pembuat kebijakan publik, bahwa kebijakan yang sudah dirilis mendapatkan respon masyarakat yang luas. Misal selama ini pemerintah cenderung membuat angka yang optimistik tentang angka pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5%. Angka ini kemudian digeneralisasi bahwa pertumbuhan ekonomi sudah mencapai pertumbuhan yang tinggi, bahkan ini digunakan sebagai dasar pembenar untuk menolak model pembangunan ekonomi seperti pertumbuhan dengan alasan tidak bisa membuat pertumbuhan sampai 5%.
Dalam batas tertentu pula, lembaga non pemerintahan juga mempergunakan angka statistik yang sifatnya agregat untuk mengkritik kinerja birokrasi. Misal terdapat suatu fakta bahwa dalam setahun terdapat kasus kecelakaan kereta api mencapai 100 kali. Dengan mengasumsikan bahwa dalam setahun terdapat 364 hari maka bisa ditarik ratarata bahwa dalam 3,5 hari akan terjadi kecelakaan kereta api. Apakah seperti itu penarikan kesimpulan ? Memang tidak, tapi angka statistik memang rentan dipergunakan untuk kepentingan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar