Statistik merupakan alat bantu dalam proses analisis suatu data yang berupa angka-angka (data kuantitatif). Oleh karena statistik bekerja dengan angka-angka maka data yang kualitatif baru dapat dianalisis dengan statistik jika telah di modifikasi menjadi data kuantitatif. Statistik juga mempunyai arti sebagai alat bantu untuk menyederhanakan data sehingga mempermudah pemakai data dalam melakukan deskripsi atas data yang terkumpul. Sebagai suatu data analisis kuantitatif, statistik menuntut beberapa persyaratan atas data yang akan dianalisisnya. Hal ini disebabkan pengembangan rumus-rumus statistik didasarkan oleh beberapa asumsi. Oleh karenanya penggunaan statistik sebagai alat analisis tanpa diikuti dengan persyaratan yang diperlukan akan menyesatkn pemakai (terutama dalam melakukan deskriptif atas hasil analisis).
Statistik dapat menyajikan data yang terkumpul secara
sederhana. Dengan demikian maka statistik mempunyai manfaat sebagai
penyederhanaan atas data yang terkumpul. Sering kali terjadi data yang
terkumpul tidak memberi petunjuk kepada pemakainya. Melalui bantuan statistik
data tersebut akan tersusun dengan baik dan sederhana sehingga bisa memberikan
arti tertentu atas data tersebut.
Ilmu ini seusia dengan umur peradaban ini, di mana
tradisi menghitung merupakan landasan utama dalam membangun peradaban. Semenjak
peradaban Yunani ilmu hitung sudah diperkenalkan, dan menjadi alat utama dalam
proses pengambilan keputusan. Fenomena ini bisa dilacak dalam tulisan filsof
Yunani seperti Aristoteles, maupun Plato yang mengusulkan sistem pemilihan
langsung terhadap pejabat publik di mana di kemudian hari dikenal dengan demokrasi
langsung. Untuk menghitung siapa yang paling diterima oleh masyarakat dalam
pemilihan tersebut maka aspek ilmu hitung menjadi dasar alat pembenar.
Penggunaan Statistika sudah dikenal sebelum abad 18,
pada saat itu negara-negara
Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan mingguan tentang kematian dan tahun 1662, dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772 – 1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 – 1799, Dr .E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of Scotland. Tahun 1981 – 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur statistiknya.
Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan mingguan tentang kematian dan tahun 1662, dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772 – 1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 – 1799, Dr .E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of Scotland. Tahun 1981 – 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur statistiknya.
Ilmu hitung kemudian berkembang pesat lagi pada masa imperium Romawi. Angka angka yang disimbolkan dalam peradaban Yunani dikembangkan dengan symbol Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis, dalam batas tertentu memberikan pengaruh yang luas bagi perkembangan ilmu hitung. Angka Romawi mampu memberikan lambing terhadap angka dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan angka Yunani. Puncak peradaban ilmu hitung menjadi semakin cepat manakala tradisi Arab mengenalkan simbol angka yang sederhana dan fleksibel.
Angka Arab mampu menyederhanakan simbol menjadi simbol
yang mudah dimengerti dan dapat digunakan secara berulang secara mudah. Misal,
untuk mengungkapkan angka 100, maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang
sudah dipakai sebelumnya, demikian pula kalau harus menyebut angka 1 trilyun,
angka yang dipakai tetap 1 dan 0, tinggal memperbanyak 0-nya saja. Sangat
berbeda dengan angka Romawi, setiap perubahan persepuluhan harus dikenalkan simbol
baru, yang kemudian tidak dijadikan basis pembuatan angka secara konsisten.
Puncak peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat pesat, tatkala
tradisi Arab memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini seakan telah menjadi
angka mu’jizat dalam sejarah peradaban ilmu hitung, sebab dengan ditemukannya
angka 0, maka akan mempersingkat penulisan-penulisan yang berbasis ribuan
sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis simbol satu trilyun jika
menggunakan symbol Romawi. Inilah salah satu sumbangan tradisi Islam dan Arab
yang sering dilupakan oleh orang.
Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan terapkan
ilmu hitung sebagai ilmu murni juga mengalami perkembangan seiring dengan
semakin berkembang ilmu hitung. Statistik yang lebih menekankan pada tradisi
mencatat dan menyusun, memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang dalam konteks
untuk mempergunakan hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola.
Pola ini menjadi sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan pada
pergerakan peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga berarti jumlah
data juga sangat kompleks, hampir setiap detik terdapat peristiwa yang lahir,
dan harus didokumentasi. Semakin tersebarnya data, menjadikan banyak fihak
perlu mendapatkan data yang sahih, namun mudah dimengerti dan memiliki akurasi
yang baik dalam dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya ilmu yang bisa
menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah
istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan
bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai
banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang
statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode
ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal
abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl
Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem
sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan
telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hingga
linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta
psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya
lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau
biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai
cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika
sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
0 komentar:
Posting Komentar